Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengingatkan agar pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala tidak sembarangan mengikuti informasi mengenai penanganan pasien.
Dia menyarankan agar tetap memeriksanya ke dokter untuk mendapat petunjuk apa yang harus mereka lakukan. “Kalau dapat informasi, misalnya oh obat ini bisa, obat itu bisa, itu jangan sembarangan,” ujar dia saat dihubungi, Senin, 19 Juloi 2021.
Ari yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam itu memberikan contoh, misalnya, jika ada informasi mengenai obat Kortikosteroid dan Dexamethasone bisa digunakan untuk pasien Covid-19, maka jangan buru-buru untuk menggunakannya. Menurutnya, riset di Inggris menyebutkan obat tersebut hanya untuk pasien gejala sedang hingga berat, itu pun, kata dia, harus dengan resep dokter.
Lulusan Master Bilogi Molekuler dari University of Queensland, Australia itu, menambahkan, bahwa obat tersebut memiliki efek samping mulai dari menurunnya nafsu makan hingga mual-mual. Padahal, dia berujar, pasien isolasi mandiri itu membutuhkan makanan yang cukup, jika tidak, kondisi pasien bisa menurun.
“Karena sejatinya kalau dia memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, daya tahan tubuhnya cukup baik untuk melawan virus itu. Dia harus didukung dengan makanan agar bisa diatur daya tahan tubuhnya,” tutur Ari.
Selaim itu, Ari juga tidak merekomendasikan penggunaan tabung oksigen saat pasien Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah. “Menggunakan oksigen itu sebenarnya harus atas instruksi dari dokter,” kata dia.
Dia meminta agar masyarakat tidak terburu-buru dan langsung berburu tabung oksigen, padahal belum tentu diperlukan. “Kenapa perlu instruksi dokter, karena penggunaan oksigen itu memerlukan dosis khusus. Itu pun khusus untuk pasien yang kondisinya sedang atau berat, yang saturasi oksigennya turun,” tutur dia.
Dia juga memahami situasi sulit akibat pandemi Covid-19 ini membuat kecemasan yang luar biasa. Namun, Ari berujar, dari kecemasan itu, masyarakat diminta agar tetap tenang. “Karena kalau cemas ini kita paksakan dengan melakukan sesuatu akhirnya kita tidak bisa berpikir normal.”