Martin Kusnati, Rektor Perempuan Pertama UIN Imam Bonjol Padang

Sepanjang sejarah Kampus UIN Imam Bonjol Padang, Martin Kusnati adalah Rektor Perempuan pertama. Guru besar bidang TESL (Teaching English as Second Language) ini dilantik Menteri Agama menjadi Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang periode 2021-2025 secara langsung di Jakarta, Rabu 28 Juli 2021.

Martin terpilih setelah melewati proses yang diselenggarakan oleh panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor UIN Imam Bonjol Padang periode 2021-2025 sejak April. Ia dan Eka Putra Wirman dinyatakan lulus seleksi administrasi. Kemudian sampai di Jakarta pun masih ada tim seleksi yang menilai kedua calon. Kemudian hasilnya diberikan kepada Menteri Agama. Selanjutnya Menteri Agama memilih pilihannya dan dilantiklah pada hari ini.

Martin Kusnati lahir di Manna, Bengkulu Selatan, 18 Agustus 1973 dari pasangan Suharjo dan Sukmawati. Ia menikah dengan Briptu Zulfikri dan dikarunia tiga orang anak. Mereka adalah Dwi Yudha Zulmar, Dwi Yudhi Zulmar dan Muhammad Ilham Zulmar.

Ibu dari 3 anak ini memulai pendidikan di SDN No 17 Manna, Bengkulu Selatan. Masih di wilayah yang sama, Martin lanjut bersekolah di SMPN No 02 Manna, dan SMAN No 1 Manna. Kemudian berkuliah di Akademi Bahasa Asing Budidharmma (1996) dan sarjana strata 1 di FKIP, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (2000). Melanjutkan pendidikan Magister di Universitas Negeri Padang (UNP) Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (2003) dan program doktor (S3) Universitas Kebangsaan Malaysia, TESL (2011).

Selain menjadi dosen, Martin Kusnati juga tercatat aktif di sejumlah organisasi seperti Anggota Teaching English as a Second Language (TEFLIN), 2013–sekarang, Bidang Penelitian Asosiasi Dosen Republik Indonesia (ADRI) 2017–sekarang, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Himpunan Editor Berkala Indonesia (HEBI) 2020-sekarang, anggota Adosiasi pusat Studi Wanita/Gender Indonesia (ASWGI) 2016-sekarang, Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) PWNU Sumatera Barat sejak 2020 dan Anggota Council of Asian Science Editor (CASE).

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *