Luhut Beberkan 4 Penyebab Tingginya Kematian Akibat Covid-19 Sepekan Terakhir

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada empat hal utama yang memicu tingginya kasus kematian Covid-19 dalam sepekan terakhir.

Sebelumnya diberitakan, per Jumat lalu, 23 Juli 2021, tercatat 1.566 orang meninggal akibat Covid-19 pada Jumat, 23 Juli 2021. Dengan penambahan itu, jumlah orang yang wafat selama pandemi di Indonesia adalah sebanyak 80.598 penduduk. Sebelumnya, rekor kasus kematian di Indonesia terjadi pada 22 Juli 2021 yaitu 1.449 orang.

Penularan virus ini juga masih mengkhawatirkan. Satgas Covid-19 melaporkan virus Sars-COV2 telah menginfeksi 49.071 orang selama 24 jam terakhir. Dengan penambahan itu, total penduduk yang sudah terinfeksi virus ini mencapai 3.082.410 orang.

Sementara, jumlah orang yang dinyatakan sembuh Covid-19 sebanyak 38.988. Sehingga total pasien yang sudah sembuh mencapai 2.431.911.

Lebih jauh, Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali ini menjelaskan hal tersebut dalam rapat koordinasi tindak lanjut langkah intervensi untuk penurunan tingkat kematian akibat Covid-19 yang digelar pada Sabtu, 24 Juli 2021.

Rakor itu dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Gubernur Bali, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jawa Timur, Deputi Gubernur DKI Jakarta dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Selain itu ada Bupati Surakarta, Bupati Karawang, dan perwakilan kementerian serta lembaga terkait.

12 Selanjutnya

Luhut kemudian memaparkan keempat penyebab utama lonjakan kasus kematian Covid-19 dalam seminggu terakhir itu adalah: kapasitas rumah sakit yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, dan meninggal karena tidak terpantau ketika melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, kata Luhut, hasil tinjauan lapangan menemukan bahwa rata-rata pasien yang meninggal menderita komorbid atau belum menerima vaksin Covid-19. “Setelah memahami faktor-faktor ini, kami harus melakukan intervensi untuk mengurangi angka kematian secara cepat,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad, 25 Juli 2021.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil sejumlah langkah intervensi, di antaranya dengan meningkatkan kapasitas ICU dari rumah sakit dengan oksigen sentral pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kematian tinggi, serta menyediakan isolasi terpusat dan terpantau bagi pasien dengan risiko tinggi yang melakukan isolasi mandiri. Selain itu, dinas kesehatan juga diminta untuk berkoordinasi dengan TNI untuk memperoleh akses paket obat gratis dari Presiden.

Satuan Tugas (Satgas) PPKM di level desa, kata Luhut, juga harus kembali diaktifkan dan melakukan pemantauan ketat terhadap setiap warga yang terindikasi mengalami gejala Covid-19.

Berikutnya pemantauan angka kematian secara berkala dengan kerangka yang mencakup jumlah kasus kematian yang sudah divaksin, kasus komorbid, klasifikasi usia, ketersediaan akses terhadap obat-obatan, perawatan oksigen, penahapan penyakit dan paparan terhadap badai sitokin, serta lokasi kematian.

Kerangka tersebut diterapkan, kata Luhut, agar seterusnya pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi secara strategis, komprehensif dan tepat sasaran. “Kunci dalam menangani pandemi ini adalah disiplin dan kerja bahu-membahu. Dengan bersama-sama dan konsisten melakukan, serta meningkatkan testing dan tracing, diharapkan mata rantai ini akan terputus,” katanya.

BISNIS | ROSSENO AJI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *