Mual dan muntah saat masa kehamilan sering disebut sebagai morning sickness. Sebagian besar wanita hamil merasakan mual dan muntah-muntah, terutama pada trimester pertama kehamilan. Beberapa pasien Covid-19 juga menunjukkan gejala mual dan muntah, sehingga mual akibat hamil dan mual akibat Covid-19 jelas berbeda.
Gejala morning sickness sendiri biasanya mencakup:
Penelitian menunjukkan mual-mual pada awal kehamilan justru menunjukkan risiko keguguran yang lebih rendah. Studi menunjukkan mual-mual disebabkan oleh efek dari human chorionic gonadotropin (HCG) yang diproduksi setelah telur dibuahi menempel pada dinding rahim. Wanita hamil yang mengalami morning sickness memproduksi lebih banyak HCG ketimbang wanita hamil lainnya.
“Mual-mual yang dialami wanita hamil juga dapat disebabkan karena jaringan plasenta yang hidup,” kata dokter kandungan-ginekologi, Mary L. Marnach, dikutip Tempo dari laman Mayo Clini, Jumat, 24 Mei 2019.
Perlu diingat, meski wanita hamil tidak merasakan mual atau muntah-muntah, bukan berarti kehamilannya tidak normal. Banyak wanita memiliki kehamilan yang sehat meski tidak pernah merasakan morning sickness.
Ibu hamil harus mewaspadai hiperemesis gravidarum, yaitu rasa sakit dan mual pada kehamilan yang parah. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuh dan menyebabkan tubuh kehilangan banyak nutrisi. Gejala dari kondisi ini adalah perubahan warna urin menjadi lebih gelap, ibu hamil tidak buang air kecil selama lebih dari delapan jam, lemas, pusing, sakit perut, suhu tubuh tinggi, muntah darah, hingga kehilangan berat badan.
Berikut merupakan cara mengatasi mual akibat hamil:
Wanita dalam usia subur yang sudah menikah mungkin saja mengalami mual akibat kehamilan tetapi menganggapnya sebagai mual akibat Covid-19. Melakukan tes swab antigen atau PCR merupakan pilihan terbaik untuk mengetahui yang terjadi pada tubuh. Jika hasilnya menunjukkan negatif, konsultasi ke dokter dapat menjadi jawaban selanjutnya.
DINA OKTAFERIA